Wednesday, June 17, 2015

Obat TBC Kategori 1 (2HRZE/4H3R3)

Tahap intensif terdiri dari HRZE diberikan setiap hari selama 2 bulan. Kemudian diteruskan dengan tahap lanjutan yang terdiri dari HR diberikan tiga kali dalam seminggu selama 4 bulan.
Obat ini diberikan untuk:
  • Penderita baru TB Paru BTA Positif.
  • Penderita baru TB Paru BTA negatif Röntgen Positif yang “sakit berat”
  • Penderita TB Ekstra Paru berat
Tabel : Paduan OAT Kategori 1 dalam paket kombipak untuk penderita dengan berat badan antara 33 – 50 kg
Tahap Pengobatan Lamanya PengobatanDosis per hari/kali Jumlah blister harian *)
Tablet Isoniazid @ 300 mg Kaplet Rifampisin @ 450 mg Tablet Pirazinamid @ 500 mg Tablet Etambutol @ 250 mg
Tahap intensif (dosis harian) 2 Bulan113356
Tahap lanjutan (dosis 3 x seminggu) 4 Bulan21--48
Catatan : *) 1 bulan = 28 blister (dosis) harian Satu paket kombipak kategori 1 berisi 104 blister harian yang terdiri dari 56 blister HRZE untuk tahap intensif, dan 48 blister HR untuk tahap lanjutan, masing-masing dikemas dalam dos kecil dan disatukan dalam 1 dos besar.

Monday, June 15, 2015

3 Kategori Obat Anti TBC (OAT)

Paduan OAT Yang Digunakan Di Indonesia
Paduan pengobatan yang digunakan oleh Program Nasional Penanggulangan TB oleh Pemerintah Indonesia :
  • Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3.
  • Kategori 2 : 2HRZES/HRZE/5H3R3E3.
  • Kategori 3 : 2 HRZ/4H3R3.
  • Disamping ketiga kategori ini, disediakan paduan obat sisipan (HRZE)
Paduan OAT ini disediakan dalam bentuk paket kombipak, dengan tujuan untuk memudahkan pemberian obat dan menjamin kelangsungan (kontinuitas) pengobatan sampai selesai. 1 paket untuk 1 penderita dalam 1 masa pengobatan.

Obat Paket Tuberkulosis ini disediakan secara gratis melalui Institusi pelayanan kesehatan milik pemerintah, terutama melalui Puskesmas, Balai Pengobatan TB paru, Rumah Sakit Umum dan Dokter Praktek Swasta yang telah bekerja sama dengan Direktorat Pemberantasan Penyakit Menular Langsung, Depkes RI.

Catatan : Saat ini juga diterapkan penggunaan OAT-FDC
Berikut dibawah ini adalah tabel paduan pengobatan standar yang direkomendasikan oleh WHO dan IUATLD (International Union Against Tuberculosis and Lung Disease):
OAT KATEGORI 1OAT KATEGORI 2 OAT KATEGORI 3
2HRZE/4H3R3 2HRZES/HRZE/5H3R3E3 2HRZ/4H3R3
2HRZE/4HR 2HRZES/HRZE/5HRE 2HRZ/4HR
2HRZE/6HE - 2HRZ/6HE

5 Jenis - Obat Anti Tuberkolosis (OAT)

Obat Anti TBC atau disingkat dengan OAT yang dipakai untuk mengobati penyakit TBC antara lain :
ISONIAZID Disingkat dengan huruf H
RIFAMPISIN Disingkat dengan huruf R
PIRAZINAMID Disingkat dengan huruf Z
ETAMBUTOL Disingkat dengan huruf E
STREPTOMISIN Disingkat dengan huruf S

Penggunaan Obat Anti TB yang dipakai dalam pengobatan TB adalah antibotik dan anti infeksi sintetis untuk membunuh kuman Mycobacterium. Aktifitas obat TB didasarkan atas tiga mekanisme, yaitu aktifitas membunuh bakteri, aktifitas sterilisasi, dan mencegah resistensi

Obat yang umum dipakai adalah Isoniazid, Etambutol, Rifampisin, Pirazinamid, dan Streptomisin. Kelompok obat ini disebut sebagai obat primer. Isoniazid adalah obat TB yang paling poten dalam hal membunuh bakteri dibandingkan dengan rifampisin dan streptomisin. Rifampisin dan pirazinamid paling poten dalam mekanisme sterilisasi. Sedangkan obat lain yang juga pernah dipakai adalah Natrium Para Amino Salisilat, Kapreomisin, Sikloserin, Etionamid, Kanamisin, Rifapentin dan Rifabutin. Natrium Para Amino Salisilat, Kapreomisin, Sikloserin, Etionamid, dan Kanamisin umumnya mempunyai efek yang lebih toksik, kurang efektif, dan dipakai jika obat primer sudah resisten. Sedangkan Rifapentin dan Rifabutin digunakan sebagai alternatif untuk Rifamisin dalam pengobatan kombinasi anti TB.

Rejimen pengobatan TB mempunyai kode standar yang menunjukkan tahap dan lama pengobatan,
Contoh : 2HRZE/4H3R3 atau 2HRZES/5HRE
Angka yang ada dalam kode menunjukkan waktu atau frekwensi.
Angka 2 didepan seperti pada “2HRZE”, artinya digunakan selama 2 bulan, tiap hari satu kombinasi tersebut
Sedangkan untuk angka dibelakang huruf, seperti pada “4H3R3” artinya dipakai 3 kali seminggu ( selama 4 bulan).
Sebagai contoh, untuk TB kategori I dipakai 2HRZE/4H3R3, artinya : Tahap awal/intensif adalah 2HRZE : Lama pengobatan 2 bulan, masing masing

Cukup sudah pengenalan singkat mengenai Obat Anti Tuberkolosis atau OAT

Sunday, June 14, 2015

Prinsip Pengobatan TBC

Sesuai dengan sifat kuman TB, untuk memperoleh efektifitas pengobatan, maka prinsip-prinsip yang dipakai adalah :
  • Menghindari penggunaan monoterapi. Obat Anti Tuberkulosis (OAT) diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Hal ini untuk mencegah timbulnya kekebalan terhadap OAT.
  • Untuk menjamin kepatuhan penderita dalam menelan obat, pengobatan dilakukan dengan pengawasan langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO).
  • Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan tahap lanjutan.

    Tahap Intensif Pengobatan TB

    • Pada tahap intensif (awal) penderita mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya kekebalan obat.
    • Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya penderita menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu.
    • Sebagian besar penderita TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam 2 bulan.
  • Tahap Lanjutan Pengobatan TB

    • Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih lama
    • Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister (dormant) sehingga mencegah terjadinya kekambuhan

Saturday, June 13, 2015

Pengantar Terapi Atau Pengobatan TB

Pengendalian atau penanggulangan TB yang terbaik adalah mencegah agar tidak terjadi penularan maupun infeksi.

Pencegahan TB pada dasarnya adalah :
1) Mencegah penularan kuman dari penderita yang terinfeksi
2) Menghilangkan atau mengurangi faktor risiko yang menyebabkan terjadinya penularan.

Tindakan mencegah terjadinya penularan dilakukan dengan berbagai cara, yang utama adalah memberikan obat anti TB yang benar dan cukup, serta dipakai dengan patuh sesuai ketentuan  penggunaan obat.

Pencegahan dilakukan dengan cara mengurangi atau menghilangkan faktor risiko, yakni pada  dasarnya adalah mengupayakan kesehatan perilaku dan lingkungan, antara lain dengan pengaturan rumah agar memperoleh cahaya matahari, mengurangi kepadatan anggota keluarga, mengatur kepadatan penduduk, menghindari meludah sembarangan, batuk sembarangan, mengkonsumsi makanan yang bergizi yang baik dan seimbang.

Dengan demikian salah satu upaya pencegahan adalah dengan penyuluhan.. Penyuluhan TB dilakukan berkaitan dengan masalah pengetahuan dan perilaku masyarakat. Tujuan penyuluhan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan peranserta masyarakat dalam penanggulangan TB.

Terapi atau Pengobatan penderita TB dimaksudkan untuk :
1) menyembuhkan penderita sampai sembuh,
2) mencegah kematian,
3) mencegah kekambuhan, dan
4) menurunkan tingkat penularan.

Kiranya itulah pengantar terapi pengobatan tbc

Cara Mengetahui (Diagnosis) Penyakit TBC

Diagnosis TB paru pada orang dewasa yakni dengan pemeriksaan sputum atau dahak secara mikroskopis. Hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya 2 dari 3 spesimen SPS BTA hasilnya positif. Apabila hanya 1 spesimen yang positif maka perlu dilanjutkan dengan rontgen dada atau pemeriksaan SPS diulang.

Pada orang dewasa, uji tuberkulin tidak mempunyai arti dalam diagnosis, hal ini disebabkan suatu uji tuberkulin positif hanya menunjukkan bahwa yang bersangkutan pernah terpapar dengan Mycobacterium tubeculosis. Selain itu, hasil uji tuberkulin dapat negatif meskipun orang tersebut menderita TB. Misalnya pada penderita HIV (Human Immunodeficiency Virus), malnutrisi berat,
TB milier dan morbili.

Sementara diagnosis TB ekstra paru, tergantung pada organ yang terkena. Misalnya nyeri dada terdapat pada TB pleura (pleuritis), pembesaran kelenjar limfe superfisialis pada limfadenitis TB dan pembengkakan tulang belakang pada Sponsdilitis TB. Seorang penderita TB ekstra paru kemungkinan besar juga menderita TB paru, oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan dahak dan foto rontgen dada.

Secara umum diagnosis TB paru pada anak didasarkan pada:
  • Gambaran klinik
    Meliputi gejala umum dan gejala khusus pada anak.
  • Gambaran foto rontgen dada
    Gejala-gejala yang timbul adalah:
    • Infiltrat dengan pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal
    • Milier
    • Atelektasis/kolaps konsolidasi
    • Konsolidasi (lobus)
    • Reaksi pleura dan atau efusi pleura
    • Kalsifikasi
    • Bronkiektasis
    • Kavitas
    • Destroyed lung
    • Uji tuberkulin
    Uji ini dilakukan dengan cara Mantoux (penyuntikan dengan cara intra kutan) Bila uji tuberkulin positif, menunjukkan adanya infeksi TB dan kemungkinan ada TB aktif pada anak. Namun, uji tuberkulin dapat negatif pada anak TB berat dengan anergi (malnutrisi, penyakit sangat berat, pemberian imunosupresif, dan lain-lain).
  • Reaksi cepat BCG
    Bila dalam penyuntikan BCG terjadi reaksi cepat (dalam 3-7 hari) berupa kemerahan dan indurasi > 5 mm, maka anak tersebut telah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis.
  • Pemeriksaan mikrobiologi dan serologi
    Pemeriksaan BTA secara mikroskopis lansung pada anak biasanya dilakukan dari bilasan lambung karena dahak sulit didapat pada anak. Pemeriksaan serologis seperti ELISA, PAP, Mycodot dan lain-lain, masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk pemakaian dalam klinis praktis.
  • Respons terhadap pengobatan dengan OAT
    Kalau dalam 2 bulan menggunakan OAT terdapat perbaikan klinis, akan   menunjang atau memperkuat diagnosis TB.

Friday, June 12, 2015

Tanda-Tanda TBC dan Gejala TBC

Gejala TB pada orang dewasa umumnya penderita mengalami batuk dan berdahak terus-menerus selama 3 minggu atau lebih, batuk darah atau pernah batuk darah.
Adapun gejala-gejala lain dari TB pada orang dewasa adalah sesak nafas dan nyeri dada, badan lemah, nafsu makan dan berat badan menurun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam, walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan.

Jika anda menemui pasien mengeluh :
Sesak nafas, nyeri dada, badan lemah, nafsu makan dan berat badan menurun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan

Maka
Minta yang bersangkutan untuk melakukan pemeriksaan ke rumah sakit, Puskesmas atau Dokter Praktek Swasta !

Sebaiknya jangan memberikan obat, misalnya obat sesak, obat demam, obat penambah nafsu makan dan lain sebagainya.

Gejala TB Pada Anak-Anak

Pada anak-anak gejala TB terbagi 2, yakni gejala umum dan gejala khusus.
Gejala umum, meliputi :
  • Berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas dan tidak naik dalam 1 bulan meskipun sudah dengan penanganan gizi yang baik.
  • Demam lama atau berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus, malaria atau infeksi saluran nafas akut) dapat disertai dengan keringat malam.
  • Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit, paling sering di daerah leher, ketiak dan lipatan paha
  • Gejala dari saluran nafas, misalnya batuk lebih dari 30 hari (setelah disingkirkan sebab lain dari batuk), tanda cairan di dada dan nyeri dada.
  • Gejala dari saluran cerna, misalnya diare berulang yang tidak sembuh dengan pengobatan diare, benjolan (massa) di abdomen, dan tanda-tanda cairan dalam abdomen.
Gejala Khusus, sesuai dengan bagian tubuh yang diserang, misalnya :
  • TB kulit atau skrofuloderma
  • TB tulang dan sendi, meliputi :
    • Tulang punggung (spondilitis) : gibbus
    • Tulang panggul (koksitis): pincang, pembengkakan di pinggul
    • Tulang lutut: pincang dan atau bengkak
  • TB otak dan saraf
    Meningitis dengan gejala kaku kuduk, muntah-muntah dan kesadaran
    menurun.
  • Gejala mata
    • Conjunctivitis phlyctenularis
    • Tuburkel koroid (hanya terlihat dengan funduskopi)
Seorang anak juga patut dicurigai menderita TB apabila:
- Mempunyai sejarah kontak erat (serumah) dengan penderita TB BTA positif.
- Terdapat reaksi kemerahan cepat setelah penyuntikkan BCG (dalam 3-7 hari).